Home » , , , , , , , , , » Lagundri dan Sorake : Pantai dengan Daya Tarik Pasir Putih dan Deburan Ombaknya

Lagundri dan Sorake : Pantai dengan Daya Tarik Pasir Putih dan Deburan Ombaknya


Destinasi terakhir di hari kedua adalah mengunjungi Lagundri dan Sorake. Pantai Lagundri dan Sorake tidak berjauhan berjarak sekitar 2 kilometer. Jika memandang kejauhan dari pantai Lagundri, akan terlihat Pantai Sorake. Tim ID akan mengunjungi Lagundri terlebih dahulu.

Pantai Lagundri, Nias



Kami tiba sore hari di pantai Lagundri dan suguhan keindahan laut langsung dihadiahkan dan bersyukur betapa indahnya anugerah Tuhan yang Maha Esa. Ombak pantai Lagundri dimanfaatkan para masyarakat untuk menarik wisatawan asing dan lokal berkunjung kesana. Saya takjub lihat keindahan pantai Lagundri. Pasir putih, air laut biru, pohon kelapa nyiur melambai ditambah ombak yang bersahabat semakin memikat dan melepas kepenatan. Saya dan Pendra mengabadikan momen Lagundri sambil sedikit berbincang kepada para surfer lokal.

Papan selancar ini bisa juga disewakan


Karakteristik pantai ini berpasir halus dan bersih, ombaknya cukup tenang dan dipercantik dengan deretan pohon-pohon kelapa yang condong ke arah laut. Terdapat mercusuar di salah satu sisinya. Setelah meletakkan barang-barang seadanya saja di tepi pantai, Pendra tanpa basa-basi langsung menjeprat-jepret keindahan pantai Lagundri. Ombak tenang mengalun di pasir pantai Lagundri.


Laut bisa membuang masalah. Samudera luas akan menelan apa saja. Tinggalkan perlengkapan anda, dan nikmatilah deburan air yang menyapu semua nestapa yang ada.


Di kejauhan kami melihat beberapa orang yang sedang berlatih berselancar yang memang bisa menyewa papan selancar seharga Rp 15.000 selama 30 menit . Ombak-ombak ringan memang menarik untuk dikendarai.

Hari itu memang sedikit sekali pengunjung. Dilokasi tidak terlihat sama sekali wisatawan asing di pantai Lagundri. Hanya anak-anak Nias terlihat sedang berselancar . Setelah mengabadikan momen pantai Lagundri, kami menuju mobil langsung menuju Sorake.

Sorake : Pesona Pantai dengan Deburan Ombaknya


Resort di Pantai Sorake


“Hilangkanlah segala nestapa dalam dirimu. Bersama datangnya ombak yang menghempaskan batu karang. Keindahan deburan ombaknya mengajakmu untuk tersenyum dan menari."

Setelah tiba di Pantai Sorake, Jeverson bertemu dengan teman lama. Beberapanya adalah peselancar dan satu orang lagi pemotret. Mereka menyapa halus dengan kata ‘Ya’ahowu’. Kami sedikit berbincang mengenai keindahan pantai Sorake. Terutama dalam pengambilan angel gambar menarik. Mereka memberi tahu spot menarik untuk memotret adalah disekitar resort dekat Pantai Sorake. Kami pun langsung menuju kesana.

Kami duduk ditepian resort tepat menghadap gelombang Pantai Sorake. Berbeda dengan Lagundri, tepian Pantai Sorake adalah batu karang sepanjang 600 meter. Peselancar akan melewati batu karang terlebih dahulu sebelum sampai di ombak Sorake. Dikejauhan beberapa peselancar masih asik bermain ombak dengan papan ski. Sementara pendra dan saya sibuk dengan aktivitas potret. Momen yang menarik tentu tidak akan selalu muncul. Jadi kami harus menunggu momen indah itu datang.


Surfing

Dekat dengan kami ada keluarga turis dari Australia bersama anaknya menikmati semilir angin pantai. Anaknya sedang bercanda dengan anak Nias sambil sesekali berbahasa Inggris. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti. Walaupun bahasa inggris anak Nias seadanya, tetapi mereka mengerti satu sama lain dan tertawa ceria sambil menunggu di penghujung hari.

Dilain sisi, tiga orang anak mulai berjalan menyusuri pantai karang mengikuti temannya yang sudah duluan berada di ombak Sorake. Mereka masih muda sekali. Usia sekitaran 16 tahun. Sambil menunggu dan menikmati deburan ombak, kami duduk di tepian pantai. Hari itu resort di pantai Sorake cukup banyak kedatangan turis asing. Ada yang duduk di resort menikmati minuman. Ada yang duduk bersama pasangannya dan ada yang memotret keindahan pantai.


Seakan tidak mau beranjak, namun waktu jualah yang memisahkan. Menjelang magrib kami beranjak dari lokasi menuju penginapan sembari di jalan berharap dapat spot menarik untuk melihat sunset dari sudut lain. Kami sempat berhenti di daerah lapangan dipenuhi dengan tanaman rumput. Pendra turun dari mobil dan melihat situasi. Tempat tersebut ternyata tidak menarik bagi pendra. Selain langit hari itu tidak mendukung juga rumput ilalang mengganggu dalam pengambilan gambar. Akhirnya kami melanjutkan kembali perjalanan arah pulang ke Miga Beach, Gunung Sitoli. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba pendra melihat satu spot menarik berada di tepi laut di pesisir timur pantai Nias dan juga merupakan daerah pemukiman masyarakat. Dibelakang pemukiman tersebut ada kapal nelayan sedang tidak berlayar. Tidak mau kehilangan momen sunset, ia keluar mobil membawa kamera dan tripod dan segera mencari angel terbaik. Akhirnya ia mendapatkan foto sunset dibelakang rumah warga dekat tepi pantai.

0 comments:

Post a Comment