Home » , » Yogyakarta : Aku dan Sejuta Cerita di Malioboro

Yogyakarta : Aku dan Sejuta Cerita di Malioboro

Awal mula menginjakan kaki di Yogyakarta bermula dari ide teman sekantor di Jakarta. Saya tidak pernah memikirkannya, apalagi berencana. Pada saat itu, menjelang akhir tahun 2013. Seperti kebanyakan dan sudah lumrah, laporan akhir tahun menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dibantah. Apalagi pekerjaan saya saat itu, sebagai koordinator proyek program TCDP. Program sosial dalam bidang pendidikan berbasis IT bagi para guru di wilayah termarjinalkan. Saya harus membuat laporan tahunan sekaligus planning program untuk tahun depan.
Hobi saya memang traveling. Bukan hanya sekedar melepas kepenatan, traveling membuat saya lebih banyak belajar. Belajar bahwa ada banyak pelajaran dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.

Atas dasar itu, saya langsung mengiyakan untuk pergi berempat ke Yogya via kereta api. Kami mengambil perjalanan malam dengan maksud tiba subuh di Yogya. Dari mess kantor, kami naik Bajaj dengan waktu tempuh 20 menit. Bajaj sudah menjadi kota Jakarta. Saya tertarik untuk menaikinya hanya sekedar ingin tahu bagaimana rasanya duduk didalam. Ternyata... suara dentumannya luar biasa. Asap mengepul kesana kemari. Memenuhi rongga dada karena udara yang saya hirup penuh polusi. Luar biasa. Anehnya, saya tetap tertawa dan menikmatinya.
Suasana Jakarta tidak pernah sepi. Kenderaan lalu lalang tanpa henti. Dan begitulah Ibukota Jakarta setiap hari.
Keberangkatan kereta jurusan Jakarta – Yogyakarta pukul 23.00 wib. Sembari menunggu 1.5 jam lamanya, kami menghabiskan waktu di emperan stasiun bersama ibu penjual jajanan malam. Tidak ada yang khas, sama seperti pedagang yang menjajakan dagangan di stasiun.
Tiga puluh menit menjelang berangkat, kami langsung chek in. Rasa lelah menhantui teman saya. Saya lihat mereka langsung mencari selimut untuk bergumul di alam mimpi. Sementara saya sedang asyik menikmati perjalanan.

Dan suara khas kereta mulai ‘bernyanyi’ diseputaran stasiun. Perjalanan ke Yogya dimulai...

Saya terjaga beberapa jam dalam perjalanan. Bukan tidak bisa tidur. Saya hanya tidak ingin menghilangkan satu momen pun dalam perjalanan. Karena saya yakin, momen indah tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Sepanjang perjalanan hanya gelap dan terlihat samar samar pepohonan dikejauhan. Diiringi dengan gesekan besi baja yang melaju cepat di tengah malam buta. Dan akhirnya saya juga terlelap tidur bersama kotak besi yang melaju kencang dikeheningan malam.
Jam tangan saya menandakan jam 5.30 wib. Kereta akhirnya tiba dengan selamat di stasiun Tugu. Dalam kondisi lelah saya langsung turun dan mencari tempat duduk diseputaran stasiun. Seperti biasa, slogan saya ‘dimana bumi dipijak, disitu saya berjejak’. Artinya ketemu suasana baru, segera abadikan momen mu. Untuk menunjukan bahwa kita pernah kesitu. Hahaha...
Desain stasiun Tugu memiliki perpaduan modern dan klasik. Lampu model besar dengan sedikit pencahayaan, ditambah tempat duduk dan kursi dari kayu. Tidak seperti yang saya lihat di Medan.
Yah, setelah shalat subuh kami beranjak menuju pintu keluar stasiun. Dan, taksi, becak, andong sudah berjajar didepan stasiun. Sebenarnya jarak antara stasiun Tugu dan stasiun Lempuyangan sekitar 500 meter. Dan dari stasiun Tugu ke jalan Malioboro jaraknya sekitar 100 meteran. Kalau tidak capek dan tidak ada bawaan, bisa dilalui dengan berjalan kaki melalui pintu belakang stasiun Tugu yang berhadapan dengan pasar Kembang. Namun, kalau jalan kaki ragu dan takut nyasar, alternatifnya bisa memanfaatkan jasa becak atau andong. Kalau perginya berdua bisa sewa becak, tapi kalau berempat atau berlima bisa menyewa Andong(Delman) dan Taksi.Informasi yang saya dapat, tarif rata rata dari Stasiun Tugu ke Malioboro; Naik Becak Rp.10.000. Naik Andong Rp.20.000 rute ini dari depan atau belakang stasiun tugu kendaraan harus jalan satu arah. Dari Stasiun Lempuyangan ke Malioboro Naik Becak Rp.10.000 Naik Andong biasanya Rp.20.000. Kami memilih taksi agar bisa langsung menuju penginapan dan istirahat sejenak
Kebetulan teman sekantor saya memiliki kenalan di daerah UGM. Jadi, objek yang kedua yang saya lihat setelah stasiun Tugu adalah Universitas Gajah Mada. Tentu bukan asing lagi ditelinga karena sudah menjadi universitas favorit di Indonesia. UGM memiliki luas bangunan kurang lebih 2 ha. Bangunannya juga tidak terlalu megah. Suasana dikampus juga tidak terlalu high. Mungkin karena sedang liburan semester. Saya lihat difakultas teknik tertatarapi sepeda. Ternyata setelah saya klarifikasi, sepeda itu memang disediakan pihak kampus untuk mahasiswa dalam melakukan aktivitas disekitar kampus.
Ini adalah pengalaman berharga. Sepeda tidak berbunyi sehingga tidak mengganggu aktifitas belajar. Saya coba abadikan momen dipintu masuk utama UGM. Terpampang jelas bacaan UGM ditambah dengan bendera-bendera disekitar taman. Asri, nyaman dan tertata rapi.

Plesiran di Malioboro
Setiba di penginapan kami langsung mandi dan beristirahat sejenak. Tengah hari, kami mulai plesiran di seputaran Malioboro dan Keraton. Kota Yogya memang identik dengan dua obyek wisata itu. Penginapan kebetulan tidak berapa jauh dari Malioboro. Saya menyarankan agar pergi dengan transportasi umum. Selain irit, tentu bisa berkeliling kota. Dan Trans Jogja adalah solusinya. Trans Jogja adalah transportasi massa yang disediakan bagi pemda sebagai alternatif karena tidak ada angkutan kota. Dengan tiket Rp. 3.500 saya mengeliling kota Yogya. Dalam perjalanan saya melihat Tugu Keraton dipusat kota. Konon, kata teman saya yang kuliah di Yogya, rumah penduduk tidak boleh lebih tinggi atapnya dari tugu tersebut. Mengenai benar-salahnya jangan tanya saya. Saya juga tidak mengerti. Yang penting saya di Yogya..
Kami berhenti di Jalan Malioboro 1. Sebelumnya saya sudah pernah melihat beberapa kali aktivitas Malioboro dalam serial FTV. Dan, ternyata jauh dari bayangan saya selama ini. Banyak kenderaan sepeda motor parkir hampir memenuhi trotoar. Sehingga menyulitkan pejalan kaki yang berlalu lalang. Parkir taksi dan andong dibadan jalan sehingga memacetkan arus kenderaan. Belum lagi pedagang kaki lima menambah sesak jalan Malioboro. Terlihat juga kotoran kuda berceceran dibadan jalan.

Saya segera bergegas menghindari dan mengambil jalan ditepian toko. Saya mulai menyusuri jalan yang biasa dilalui para pelancong dan masyarakat sekitar. Jalan berada diantara toko dan pedagang kaki lima. Mulai dari jualan baju batik formal dan non formal. Kaus bercorak kota Jogja. Pernak pernik hingga batu cincin diperjualbelikan diemperan toko. Untuk baju batik terbilang murah mulai dari harga Rp. 20.000 hingga ratusan ribu. Dengan uang dua ratus ribu rupiah, kita bisa mendapat 8 baju. Tergantung bagaimana kita memenangkan tawaran. Kalau tidak pandai menawar harganya pasti di atas itu.

Jalan Malioboro 1, Jalan Malioboro 2 dan Keraton Jogja adalah satu garis lurus. Jadi kalau kita berjalan dari Malioboro 1, kita akan ketemu dengan Jalan Malioboro 2 dan Keraton Yogyakarta. Disamping itu, sebelah kiri jalan kami singgah sebentar ke pasar Beringharjo. Plang Pasar Beringharjo ada bahasa Sansekerta. Pasar ini sangat sesak. banyak pedagag kecil didalamnnya. Tepat didepan jalan masuk pasar, ada seorang ibu berjualan makanan. Kami singgah sebentar untuk makan. Jualannya terdiri dari pecal, sate. Saya baru pertama kali makan dipinggir jalan dengan cara berjongkok. Makanan termasuk murah. dengan uang lima belas ribu rupiah sudah bisa membeli pecal ditemani dengan sate empela. 

Dipenghujung jalan Malioboro 2 dekat dengan keraton akan ditemukan Benteng Vredeburg. Gedung ini dulunya adalah benteng pertahanan Belanda pada masa penjajahan. Setelah diambil alih, dijadikan museum.

Ketika saya datangi, museum dalam tahap renovasi. Ada beberapa ruangan yang tidak boleh dimasuki. Saya mulai mengabadikan momen di depan pintu masuk Museum. Untuk tiket masuk cukup membayar Rp.7.500. Tidak ada guide yang memandu kami. Kamipun berkeliaran kesana kemari. Dijalan utama ada 2 patung pahlawan. Diikuti dengan lampu jalan hingga kebelakang gedung. Dibelakang patung tersebut ada meriam kanan dan kiri. Sementara gedung utama berbentuk letter U. Kami mulai masuk dari sebelah kiri. Disambut dengan ukiran Presiden RI, Soekarno, sedang membaca sebuah naskah. Lalu benda-benda atau senjata dan miniatur zaman kemerdekaan. 





Setelah puas dengan berkeliling di Vredeburg, saya sempatkan sholat di mushalla Benteng. Saya lihat bangunannya seperti bentuk penjara. Tempatnya tepat menyatu didinding utama depan Benteng. Ventilasinya berupa jerjak besi dan tidak memiliki pintu. Angin juga langsung berhembus dengan kuatnya. Saya mencoba berdiri dekat ventilasi. Teman saya tertawa karena seperti tahanan zaman perang. Hanya wajah saya yang terlihat dari luar. Selesai shalat saya bertanya kepada orang sekitar yang juga shalat disitu. Ternyata mushalla itu dulunya adalah penjara bagi rakyat indonesia. Banyak cerita pilu didalamnya.
Lalu kami beranjak keluar melanjutkan ke Keraton Yogyakarta. Sebelum itu, tepat dipersimpangan dekat benteng ada patung berbentuk manusia tinggi besar. Patung hanya dari bagian pinggang hingga ke kaki. Sementara keatas pinggang berbentuk seperti akar pohon sehelai. Pertama melihat saya keget juga. Bentuknya badan manusia dengan tubuh besar. Kakinya saja, selebar pinggang saya. Kalau saya berdiri didekatnya hanya sampai betis. Serem dan menakutkan.

Tepat diseberang, saya menemukan sepeda motor tua. Bukan karena klasiknya saya terkesima, tapi karena Tulisan ‘Iblis’ terpampang jelas. Jika anda tertarik untuk melihat sepeda motor iblis singgahlah sebentar di Yogyakarta.

Berjalan sekitar 10 menit saya langsung bertemu dengan Keraton Yogyakarta. Suasana saat itu sangat ramai dengan terpal yang lapangan keraton. Ada banyak pedagang menjajakan dagangannya. Diketahui, ternyata saat itu adalah Acara Grebeg. Sebuah acara yang dibuat keraton untuk meramaikan keraton. Inti yang saya dapatkan adalah mendongkrak ekonomi terutama industri mikro di Yogyakarta. Sebelah kiri jalan masuk keraton banyak pedagang pakaian batik baik formal maupun non formal. Sebelah kanan penjual makanan dan minuman. Kuliner tentu harus dicicipi duluan. Para pedagang mulai memanggil untuk singgah di stand nya. Kami memang sengaja untuk mengelilingi seluruh stand sambil mencari kuliner unik, murah dan halal pastinya. Namun, belum ada yang memikat. Hampir secara keseluruhan berjualan mie ayam dan bakso. Akhirnya, kami hanya minum wedang ronde untuk melepas dahaga dan rasa lelah.
Niatan ke Keraton Cuma ingin melintasi pohon kembar dengan mata tertutup. Konon, kabarnya jika bisa melintas diantara pohon kembar tersebut akan tercapai inginnya. Dan orang bisa melintasi hanya orang yang hatinya bersih. Mengenai kebenarannya, jangan tanyakan saya ya.. :’)


Perjalanan tidak sampai disitu, kami menghabiskan waktu hingga pukul 22.00 di keramaian Malioboro. Tepatnya di sudut Istana Presiden Di Yogyakarta. Suasana malam Malioboro dipenuhi dengan lampu jalan hampir sepanjang jalan. Ada tersedia bangku bagi para pejalan kaki untuk sekedar bersantai. Tentu ini menjadi momen malam indah di Malioboro. Banyak kawula muda duduk bercerita, ada juga dengan keluarganya, dan ada juga insan yang sedang dimabuk asmara. 

Saya terus mengabadikan setiap momen yang saya lihat menarik. Kamera pocket tidak lepas dari genggaman. Hingga rasa lelah tidak tertahankan untuk memaksa kembali ke penginapan. Kali ini kami menaiki Delman. Tarifnya pada saat itu Rp.20.000 per orang. Kami melewati jalan utama kota Yogyakarta. Suasana Malioboro sangat ramai dipenuhi dengan kenderaan sepeda motor. Ukuran jalan juga terlalu tidak besar sehingga terjadi sedikit kemacetan lalu lintas. Inilah pengalaman saya ke Yogyakarta. Malioboro dengan segala cerita.

10 comments:

  1. wihh seru sekali ka perjalanannya di jogja sangat menarik
    agen viagra
    pil biru
    obat hammer

    ReplyDelete
  2. Saya terus mengabadikan setiap momen yang saya lihat menarik.

    Video Bokep Indo | Nonton Film Bokep Gratis
    Nonton film bokep streaming terbaru di bokepindohot.pw dimana bisa mencari video bokep abg, film bokep smu, film bokep abg cantik, film cewe seksi, abg montok, bokep indo, bokep online, bokep smp, video bokep jilbab.
    www.bokepindohot.pw
    Siskaeee Paling Seksi
    Siskaeee akun real tidak ada yang lain.
    www.siskaeeepalingseksi.blogspot.com
    #siskaeee

    ReplyDelete