Home » » Cerita Negeri D

Cerita Negeri D


#Chapter 1
 Perseteruan Dua Kubu

Ada sebuah cerita zaman dahulu kala di negeri D. Tersebutlah seorang Raja Mulkan Siomay yang memerintah negeri BEBEK. Diceritakan bahwa sang raja ingin berkuasa atas seluruh daratan yang ada. Keinginannya sangat kuat untuk menguasai seluruh daratan hingga hati dan pikirannya terbutakan. Untuk memuluskan rencananya, Raja Mulkan Siomay menurunkan titah kepada panglima Jannah yang terkenal dengan sebutan wanita perkasa. Sebelum menurunkan titah, sang raja meminta pendapat dari penasehat Romi Bao apa yang seharusnya dilakukan.
Raja : “Haruskah kita mengepakkan sayap keseluruh daratan untuk menambah daerah kekuasaan?”
Penasehat Romi BAO : “Seharusnya begitu raja. Tapi adakalanya raja harus berpikir ulang daerah mana yang akan dikuasai.”
Raja : “Benar. Tahukah kamu bahwa kerajaan di seberang sana sama kuatnya dengan kita. Saya takut kita akan kalah dalam hal berperang.”
Romi Bao :”Saya sependapat. Namun, daerah itu benar-benar subur. Daerah itu akan membantu dalam ekonomi kita yang sedang terpuruk. Apa kita harus berperang??”
Raja : “Kita harus berperang. Inilah yang harus kita lakukan. Ini jalan satu-satunya.

Singkat cerita :
Tersiarlah kabar bahwa Negeri BEBEK akan menyerang  Negeri ANGSA. Sang Raja LanaM dari Negeri ANGSA memanggil seluruh abdi dalem untuk mengantisipasi segala kemungkinan terjadi.
Raja Lana :”Negeri BEBEK ingin mengusai DAS (daerah aliran sungai) yang subur itu. Kita harus mempertahankannya. Siapkan seluruh prajurit untuk berperang ke BUKIT CINTA.”
Panglima Umar : “ Baik raja. Segera dilaksanakan.”
 Panglima Umar merupakan panglima yang bijaksana lagi luhur budi pekertinya. Hanya saja, belum ada yang memikat hatinya hingga saat ini. Itulah alasan kenapa dia masih membujang.

Kerajaan BEBEK dengan panglima bijaksanya, Umar, mulai melakukan perjalanan jauh dengan mengendarai kapal perang beserta armada dan kekuatannya. Bukan main-main, dengan 3/4 dari 10.000 pasukan seluruhnya dikerahkan untuk memerangi kerajaan ANGSA. Perjalanan ke Negeri ANGSA akan memakan waktu selama 3 hari 2 malam. Perbekalan makanan dan persenjataan lengkap turut dibawa serta.

Tiba saatnya berperang…

Panglima Jannah sang perkasa memimpin pasukannya di Bukit Cinta. Panglima dengan tampang yang sedikit disangarkan dengan maksud menakuti musuh. Dengan alis panjang dan sedikit berbelok keatas semakin meyakinkan posisinya bahwa ia tidak main-main dengan jabatannya.

Berbeda halnya dengan Panglima Umar. Dengan senyum indah yang dimilikinya ditunjukan kepada lawan supaya lawan menjadi simpatik. Terus terang didalam hatinya yang paling dalam tidak ada tersirat untuk berperang. Menurutnya, peperangan akan menimbulkan kerugian yang  tidak sedikit. Akan ada pertumpahan darah diiringi isak tangis keluarga. Walaupun sebenarnya Panglima Umar tidak memiliki sanak famili tapi dia dapat merasakan bagaimana kehilangan orang yang dicintai.

Sebelum pertempuran dimulai, biasanya dari setiap pemimpin perang bertemu. Dengan menaiki kuda Panglima Janah menunjukkan dirinya bahwa dialah wanita yang tidak mudah ditakhlukkan. Wanita yang berpendirian teguh, keras dan disiplin. Falsafah yang dipegangnya “Inilah aku apa adanya.” Namun, dibalik itu dia memiliki tipu muslihat yang brilian. Itulah mengapa karir cemerlangnya naik begitu cepat.  Dibalik senyum selalu ada sesuatu yang dirahasiakan.

Panglima Umar dengan senyumnya menaiki kuda dengan santai tanpa ada beban dalam hidupnya. Dijalani pertempuran ini dengan ikhlas tanpa takut nyawanya juga akan ikut melayang.

Pertempuran pun terjadi…

Sebaiknya kalian menyerahkan daratan subur itu sebelum tumpah darah menjadi jalan yang harus ditempuh”  kata Panglima Janah
Tidak seharusnya semua masalah diselesaikan dengan peperangan. Lebih baik kita berpikir ulang. Kami tidak takut terhadap kerajaan BEBEK.” Jawab Panglima Umar Bijak.
Ini sudah menjadi Titah Raja Mulkan Siomay bahwa kami harus menguasai DAS. .Itu satu-satunya yang dapat membantu perekonomian kami. Kami sedang terpuruk.” Komentar Panglima Janah
Saya mengerti akan hal itu. mari kita KOPI DARAT untuk membicarakan hal itu.” ajak Panglima Umar.

Panglima janah berpikir ulang. Dari perkataan yang bijak yang dilontarkan Panglima Umar membuat sisi kewanitaan Panglima Jannah muncul.
“Baiklah.” Kata panglima janah menyetujui
Percakapan pun dilanjutkan dan akhirnya didapat kesepakatan bahwa DAS dibagi sama rata dengan pembatas yang sangat sederhana.
Begitulah kisah kepahlawanan dari Panglima Umar yang dengan bijak menyelesaikan masalah tanpa masalah.

0 comments:

Post a Comment