Untuk Meraih Ilmu tidak ada Kata 'cukup'

Ibu Nurjaya (SMA Negeri 1 Rantauprapat) dan ibu Maradu (SMA Bintang Timur) bisa saja berkilah untuk enggan menghadiri Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke –XIII bagi guru-guru sekolah menengah se-Labuhanbatu. Namun, mereka tetap gigih mendatangi Broadband Telkom Learning Center kantor Rantauprapat yang sejatinya tempat pelatihan untuk program Teachers’ Competency Development Program (TCDP) tahun 2013 tersebut.

“Untuk meraih ilmu, tak ada kata cukup,” ujar bu Maradu saat disapa dan dipuji atas motivasi mereka meski sebelumnya sempat menuju lokasi yang keliru. Terutama, ibu Nurjaya yang tengah mengandung anak ketiganya.

Ketua Dewan Pendidikan Labuhanbatu, Ngampuni Ginting turut menimpali bahwasanya Pelatihan TIK untuk guru, yang digagas dan didanai oleh Djalaluddin Pane Foundation (DPF), merupakan bekal pengetahuan yang kerap terlupakan oleh pemangku kepentingan pendidikan. “Proses belajar mengajar kan sudah saatnya berkembang dengan memberdayakan teknologi,” katanya.

Kabid .... Dinas Pendidikan Labuhanbatu, ... (hehehehe. Maaf mas Joko, saya lupa namanya) menyampaikan hal senada dalam sambutannya tatkala membuka Pelatihan TIK ke-XIII. Menurut beliau, Dinas Pendidikan Labuhanbatu bahkan telah mencanangkan program Pelatihan TIK khusus kompetensi ‘Menulis Blog’ ke depannya. “Hal ini sejalan dengan target pemerintah agar guru-guru Indonesia memiliki kompetensi TIK yang mumpuni. Sebelum mengikuti pelatihan menulis blog. Saya harapkan para guru yang mengikuti Pelatihan TIK dari Djalaluddin Pane Foundation (DPF) ini tekun dan semangat menyerap pengetahuan dari tim fasilitator,” ucapnya.

Guru Labat, Cerdas dan Inspiratif

Motivasi bu Maradu ternyata dibuktikan dengan sungguh-sungguh selama pelatihan, 24-26 Oktober 2013. Terutama sesi animasi dalam Microsoft Powerpoint yang memancing minatnya. “Saya senang ‘ganggu’ trainer untuk terus mengajari saya animasi di Powerpoint. Karena mata pelajaran yang saya asuh (Kimia) bisa dibuat menyenangkan dengan efek animasi,” kata bu Maradu.

Pak David Lim (SMA Buddish Jayanti), di sisi lain, mengatakan dirinya telah lama tahu mengoperasikan aplikasi Microsoft Powerpoint. Namun, ia belum pernah mendapat pelatihan untuk tingkat lanjut seperti animasi yang dibawakan oleh Trainer Nurul Hayati. “Demikian juga Facebook dan Gmail, yang sebenarnya bisa diberdayakan untuk wadah belajar mengajar,” imbuhnya.

Pada Sabtu (26/10), jerih para peserta akhirnya ditandingkan berupa pembuatan materi presentasi yang menarik berisikan konten: teks, gambar, animasi/ video. Sebelum memasuki arena presentasi, 13 peserta yang mengikuti pelatihan ini serempak menyuarakan yel-yel “Guru Labat, Cerdas dan Inspiratif” sebagai penggugah semangat.

Presentasi terbaik direngkuh bu Migra yang kreatif memadukan ketiga elemen prasyarat kontes dipadu contoh soal yang menarik dan jelas dimengerti. Sementara, bu Maradu diganjar peserta paling inspiratif atas kegigihannya selama masa pelatihan. Training Manager yang juga Ketua AT-TIK Sumut, Joko Ali Permadi mengucapkan selamat bagi seluruh pemenang. “Namun, dalam hati kami sebagai panitia, bapak/ ibu guru yang ada di pelatihan ini adalah pemenang. Karena, rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk belajar bersama di program TCDP ini. Pelatihan ini adalah awal. Berikutnya, DPF dan AT-TIK tetap mendampingi bapak/ ibu dalam program Pendampingan sebelum mengikuti Kontes Regional dan Nasional yang sesungguhnya. Yakni, menghadapi seluruh alumni Pelatihan TIK sebelumnya,” jelas Joko.

Berbeda dengan Pelatihan TIK sebelumnya. Djalaluddin Pane Foundation (DPF) turut menjalin kerjasama dengan Dewan Pendidikan Labuhanbatu dalam menyaring calon peserta angkatan ke-XIII ini. Sementara Armada Trainer TIK (AT-TIK) Sumut tetap dipercaya sebagai pelaksana di lapangan, dengan dukungan dari Relawan Lokal mahasiswa Universitas Al-Washliyah Labuhanbatu. Sekira 12 sekolah menengah dari Labuhanbatu mengutus gurunya untuk mengikuti Pelatihan TIK ke-XIII002E

Oleh : Ananta P Bangun (Penulis, Guru, Penggiat Blogger, Trainer)